“The First Graduate of SMA TMI Raudlatul
Qurán”
( Alumni Perdana SMA TMI
Raudlatul Qurán )
Awal mula kaki
ane menginjak bumi Raudlatul Qurán pada tahun 2005, yang mana kondisi pondok
pada saat itu masih sangat sederhana dan sepi, dengan asrama yang berjumlah dua
komplek, terletak disamping kediaman pengasuh pondok.
Hari pertama
ane lalui dipondok ini, sambil mencari-cari mana calon temen ane di SMA
nantinya. Setelah beberapa hari menunggu, akhirnya datanglah apa yang menjadi
penantian ane. Pada saat itu sudah terkumpul 10 orang. Suatu hari, ketika ane
dan teman-teman sedang berkumpul, tiba-tiba pengasuh pondok( biasa dipanggil
Abi ), datang menghampiri kami, sambil
tersenyum beliaupun kemudian berkata : “ le ( jawa )... begini, SMA jadi
dibuka, kalau santrinya bisa sampe’minimal 20 orang. ” Abi pun kembali
tersenyum.
Karna Abi
tersenyum, kami pun ikut tersenyum,
walau hati kami merasa sangat bingung dan khawatir dibuatnya.Dengan memberanikan
diri ane pun bertanya kepada Abi, “ waduuh bi, terus kalo’nanti ga’ nyampe
segitu gimana nasib kami yang udah terlanjur masuk kesini..?”dengan
tersenyum Abi pun kembali menjawab : “ ya mangkanya doá biar dapet temen
segitu..” itulah hari pertama kami bisa bercanda, tertawa bersama Sang
Kiyai..
Beberapa hari kemudian,
terkumpullah 16 orang yang terdiri dari
5 orang pria dan 11 orang wanita.
Hari pertama
proses belajar mengajar di SMA TMI, kami masih merasa bingung, karena baru kali
ini kami masuk kesekolah, yang mana sekolah tersebut baru memiliki murid 1 kelas,
itupun dengan jumlah yang tidak seberapa, hanya 16 orang. Untungnya SMP TMI
sudah ada dua kelas, kelas VII dan VIII SMP, jadi agak rame deh.... Tetapi
walau santri/murid yang belum begitu banyak, kamipun merasa bangga dan senang.Karena
baik dari pengurus dan pengasuh pondokbisa lebih kondusif dan mudah untuk
membimbing, membina dan mendidik kami. Kamipun
bisa merasakan bahwa Abi sudah menjadi seperti ayah kandung kami sendiri.
Bahkan bukan hanya Abi, guru-guru kami yang berdomisili diluar pondok pun demikian,
mereka mengajar kami dengan penuh kesabaran dan kekeluargaan, membuat kami
semua mudah dalam menyerap ilmu yang mereka bebrikan. Selain itu keseharian
kamipun bisalebihterkontrol.
Tak terasa,
kami pun sudah mendekati tahun ajaran baru, yang artinya anggota SMA TMI akan
bertambah, dan kami senang karna dalam waktu dekat kami akan mempunyai adik
kelas.Dengansemakinbertambahnyasantri/murid, kegiatan ekstra pun terus
berkembang, selain rebana/hadroh yang sudah identik dengan pondok
pesantren,pondokpun mulai merintis kegiatan Drum Band.Ini membuat kami merasa
semakin terhibur dan menambah pengetahuan kami, terkhusus dibidang seni musik.
Suka-duka
dipondok ini sering kami hadapai, disinilah kami bisa merasakan kekeluargaan,
saling menasihatisatusama lain, salingmeneguhkan, mendukungdanmemberi motifasi untuk
tetap bertahan.Karena, jika kita ingin pergi dari suatu tempat ketempat lain,
hanya untuk menghindar dari masalah, maka ingatlahpepatah mengatakan “Dimana bumi dipijak, disitu langit
dijunjung”.Dimanapun kita hidup/tinggal, pastilah ada ujian yang menghampiri
kita. Dan ada kata mutiara:
خزائنالمنىعلىقناطيرالمحن
“Gudang-gudangharapanberadadalamrentetanujian”
Tapi ada
saat-saat yang membuat kami sedih, dimana tatkala ujian itu kembali datang menghampiri
kami, dan kamipun harus ikhlas kehilangan beberapa teman seperjuangan kami.
Alhamdulillah dengan usaha keras beriring doá untuk tetap bertahan dan
memantapkan hati untuk terus belajar dipondok ini, akhirnya SMA TMI RQ mampu
meluncurkan wisudawan pardananya dengan jumlah yang memuaskan, yaitu berjumlah
11 orang, yang terdiri dari 2 pria dan 9 wanita. Yang alhamdulillahsaatini sebagian sudah berkeluarga dan sebagian menyelesaikan study
setratanya (s1) diberbagai perguruan tinggi.
11 orang
tersebut ialah :
1.
Ja’far Siddiq, S.Pd.i Kalianda, Lam-Sel
2.
Asep Widianto, S.Pd Gotong Royong,
Lam-Teng
3.
Ade Rachmi, S.Pd Metro Utara, Kota
Metro
4.
Alawiyah Tajul Alam, S.Pd Bndar Lampung
5.
Delvia Dinar Akhnesia, S.Pd Gunung Sugih, Lam-Teng
6.
Eka Nur Rohmah, S.Pd Sukadamai,
Lam-Sel
7.
Ummie Kultsum, S.Pd.I _
8.
Fita Hastuti Tulang Bawang
9.
Sri Purwanti Tulang Bawang
10.
Linda Yuliana Riau
Mewakili
saudara-saudara seperjuangan, ane mengucapkan beribu terima kasih kepada bapak
pengasuh/ayah kami, “Drs,KH. Ali Qomaruddin, MM, Al-Hafizh”. Directur SMA, “Ust.
SaifulHadi, S.Si”dan bapak kepala sekolah SMA pada saat itu, “Ust.Musnad Ngaliman,
S.Hi”, Serta seluruh pengurus dan para dewan guru, yang
telah membina dan memdidik kami dengan penuh kesabaran. Yang selalu mensupport kami, yang
bergerak dengan semangat menggebu dalam memperjuangkan kami, sampai kami
bisa menyelesaikan studi kami di SMA TMI Raudlatul Qur’an ini. Dan permintaan ma’af
kami, dimana kami merasa, dalam masa belajar kami
sering melakukan kesalahan-kesalahan, baik sengaja atau tidak
(zhaahiran wa baathinan). Do’a dan keikhlasan Abi/Ayah kami “Drs,KH. Ali Qomaruddin, MM,
Al-Hafizh”, dan seluruh asaatidz selalu kami harapkan agar Semoga ilmu yang
telah kami peroleh dapat bermanfa’at dan berkah untuk diri kami pribadi,
keluarga dan masyarakat pada umumnya (dunia hattal akhirah).
Pesan :
Untuk para santri, ini ada sedikit tips agar
mudah memperoleh ilmu.
Ø Sukai Pelajaran dan Pengajar
Apapun pelajaranya, usahakanlah untuk bisa menyukainya,
begitupun kepada yang mengajar. Karna jika kita tidak menyukainya, kita akan merasa
tidak nyaman (kurangikhlas) ketika pelajaran/pengajar tersebut datang. Bahkan kita akan mencari celah untuk tidak mengikuti pelajaran tersebut.
Ø Kontinuitas Dalam Menelaah Pelajaran
Belajar jangan hanya didalam kelas, yang
akhirnya kita hanya akan mendapat “Ilmu Keling
(Nyekel Ileng)”, dan“Ilmu Keroyokan”. Ketika datang waktu ujian sekolah,
mendadak buku mengeroyok kita. beberapa buku tertumpuk diatas meja, yang
hebatnya semua itu dibaca untuk diujikan pada esok harinya.. ajiib…
Kontinuitas (istiqamah)
dalam menela’ah pelajaran sangatlah berperan dalam pengembangan ilmu kita, menela’ah pelajaran tidak perlu ber jam-jam, asal dilakukan dengan istiqamah disetiap harinya,
cukup kita lakukan ketika hendak tidur malam, dan ketika bangun dari tidur. Syukur-syukur
yang suka Qiyaamullail untuk tahajjud, sambil menunggu waktu subuh tiba,
luangkan waktu untuk menela’ah pelajaran. Karna disamping waktu tersebut merupakan salah satu waktu
yang mengandung rahmat, juga fikiran kita masih jernih dan belum terkontaminasi fikiran-fikiran
lain. Dan waktu lain ketika keadaan kita bersemangat untuk belajar. Jangan ditunda-tunda dan jangan malas...
Selamat Mencoba…. Semoga Sukses…!
0 komentar:
Posting Komentar