Minggu, 14 Juni 2015

“The First Graduate of SMA TMI Raudlatul Qurán”



The First Graduate of SMA TMI Raudlatul Qurán
( Alumni Perdana SMA TMI Raudlatul Qurán )
Awal mula kaki ane menginjak bumi Raudlatul Qurán pada tahun 2005, yang mana kondisi pondok pada saat itu masih sangat sederhana dan sepi, dengan asrama yang berjumlah dua komplek, terletak disamping kediaman pengasuh pondok.
Hari pertama ane lalui dipondok ini, sambil mencari-cari mana calon temen ane di SMA nantinya. Setelah beberapa hari menunggu, akhirnya datanglah apa yang menjadi penantian ane. Pada saat itu sudah terkumpul 10 orang. Suatu hari, ketika ane dan teman-teman sedang berkumpul, tiba-tiba pengasuh pondok( biasa dipanggil Abi ), datang menghampiri kami, sambil tersenyum beliaupun kemudian berkata : “ le ( jawa )... begini, SMA jadi dibuka, kalau santrinya bisa sampe’minimal 20 orang. ” Abi pun kembali tersenyum.
Karna Abi tersenyum, kami pun  ikut tersenyum, walau hati kami merasa sangat bingung dan khawatir dibuatnya.Dengan memberanikan diri ane pun bertanya kepada Abi, “ waduuh bi, terus kalo’nanti ga’ nyampe segitu gimana nasib kami yang udah terlanjur masuk kesini..?”dengan tersenyum Abi pun kembali menjawab : “ ya mangkanya doá biar dapet temen segitu..” itulah hari pertama kami bisa bercanda, tertawa bersama Sang Kiyai..
Beberapa hari kemudian, terkumpullah 16 orang yang terdiri  dari 5 orang pria dan 11 orang wanita.

Hari pertama proses belajar mengajar di SMA TMI, kami masih merasa bingung, karena baru kali ini kami masuk kesekolah, yang mana sekolah tersebut baru memiliki murid 1 kelas, itupun dengan jumlah yang tidak seberapa, hanya 16 orang. Untungnya SMP TMI sudah ada dua kelas, kelas VII dan VIII SMP, jadi agak rame deh.... Tetapi walau santri/murid yang belum begitu banyak, kamipun merasa bangga dan senang.Karena baik dari pengurus dan pengasuh pondokbisa lebih kondusif dan mudah untuk membimbing, membina dan mendidik kami. Kamipun bisa merasakan bahwa Abi sudah menjadi seperti ayah kandung kami sendiri. Bahkan bukan hanya Abi, guru-guru kami yang berdomisili diluar pondok pun demikian, mereka mengajar kami dengan penuh kesabaran dan kekeluargaan, membuat kami semua mudah dalam menyerap ilmu yang mereka bebrikan. Selain itu keseharian kamipun bisalebihterkontrol.
Tak terasa, kami pun sudah mendekati tahun ajaran baru, yang artinya anggota SMA TMI akan bertambah, dan kami senang karna dalam waktu dekat kami akan mempunyai adik kelas.Dengansemakinbertambahnyasantri/murid, kegiatan ekstra pun terus berkembang, selain rebana/hadroh yang sudah identik dengan pondok pesantren,pondokpun mulai merintis kegiatan Drum Band.Ini membuat kami merasa semakin terhibur dan menambah pengetahuan kami, terkhusus dibidang seni musik.
Suka-duka dipondok ini sering kami hadapai, disinilah kami bisa merasakan kekeluargaan, saling menasihatisatusama lain, salingmeneguhkan, mendukungdanmemberi motifasi untuk tetap bertahan.Karena, jika kita ingin pergi dari suatu tempat ketempat lain, hanya untuk menghindar dari masalah, maka ingatlahpepatah mengatakan Dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung.Dimanapun kita hidup/tinggal, pastilah ada ujian yang menghampiri kita. Dan ada kata mutiara:
خزائنالمنىعلىقناطيرالمحن
“Gudang-gudangharapanberadadalamrentetanujian”
Tapi ada saat-saat yang membuat kami sedih, dimana tatkala ujian itu kembali datang menghampiri kami, dan kamipun harus ikhlas kehilangan beberapa teman seperjuangan kami. Alhamdulillah dengan usaha keras beriring doá untuk tetap bertahan dan memantapkan hati untuk terus belajar dipondok ini, akhirnya SMA TMI RQ mampu meluncurkan wisudawan pardananya dengan jumlah yang memuaskan, yaitu berjumlah 11 orang, yang terdiri dari 2 pria dan 9 wanita. Yang alhamdulillahsaatini sebagian sudah berkeluarga dan sebagian menyelesaikan study setratanya (s1) diberbagai perguruan tinggi.
11 orang tersebut ialah :
1.      Ja’far Siddiq, S.Pd.i                             Kalianda, Lam-Sel
2.      Asep Widianto, S.Pd                            Gotong Royong, Lam-Teng
3.      Ade Rachmi, S.Pd                                Metro Utara, Kota Metro
4.      Alawiyah Tajul Alam, S.Pd                  Bndar Lampung
5.      Delvia Dinar Akhnesia, S.Pd               Gunung Sugih, Lam-Teng
6.      Eka Nur Rohmah, S.Pd                                    Sukadamai, Lam-Sel
7.      Ummie Kultsum, S.Pd.I                       _
8.      Fita Hastuti                                          Tulang Bawang
9.      Sri Purwanti                                         Tulang Bawang
10.  Linda Yuliana                                      Riau
11.  Khafizhatul Muamanah                                   _
Mewakili saudara-saudara seperjuangan, ane mengucapkan beribu terima kasih kepada bapak pengasuh/ayah kami, “Drs,KH. Ali Qomaruddin, MM, Al-Hafizh”. Directur SMA, “Ust. SaifulHadi, S.Si”dan bapak kepala sekolah SMA pada saat itu, “Ust.Musnad Ngaliman, S.Hi”, Serta seluruh pengurus dan para dewan guru, yang telah membina dan memdidik kami dengan penuh kesabaran. Yang selalu mensupport kami, yang bergerak dengan semangat menggebu dalam memperjuangkan kami, sampai kami bisa menyelesaikan studi kami di SMA TMI Raudlatul Qur’an ini. Dan permintaan ma’af kami, dimana kami merasa, dalam masa belajar kami sering melakukan kesalahan-kesalahan, baik sengaja atau tidak (zhaahiran wa baathinan). Do’a dan keikhlasan Abi/Ayah kami “Drs,KH. Ali Qomaruddin, MM, Al-Hafizh”, dan seluruh asaatidz selalu kami harapkan agar Semoga ilmu yang telah kami peroleh dapat bermanfa’at dan berkah untuk diri kami pribadi, keluarga dan masyarakat pada umumnya (dunia hattal akhirah).
Pesan :
Untuk para santri, ini ada sedikit tips agar mudah memperoleh ilmu.
Ø  Sukai Pelajaran dan Pengajar
Apapun pelajaranya, usahakanlah untuk bisa menyukainya, begitupun kepada yang mengajar. Karna jika kita tidak menyukainya, kita akan merasa tidak nyaman (kurangikhlas) ketika pelajaran/pengajar tersebut datang. Bahkan kita akan mencari celah untuk tidak mengikuti pelajaran tersebut.
Ø  Kontinuitas Dalam Menelaah Pelajaran
Belajar jangan hanya didalam kelas, yang akhirnya kita hanya akan mendapat “Ilmu Keling (Nyekel Ileng)”, dan“Ilmu Keroyokan”. Ketika datang waktu ujian sekolah, mendadak buku mengeroyok kita. beberapa buku tertumpuk diatas meja, yang hebatnya semua itu dibaca untuk diujikan pada esok harinya.. ajiib…
Kontinuitas (istiqamah) dalam menela’ah pelajaran sangatlah berperan dalam pengembangan ilmu kita, menela’ah pelajaran tidak perlu ber jam-jam, asal dilakukan dengan istiqamah disetiap harinya, cukup kita lakukan ketika hendak tidur malam, dan ketika bangun dari tidur. Syukur-syukur yang suka Qiyaamullail untuk tahajjud, sambil menunggu waktu subuh tiba, luangkan waktu untuk menela’ah pelajaran. Karna disamping waktu tersebut merupakan salah satu waktu yang mengandung rahmat, juga fikiran kita masih jernih dan belum terkontaminasi fikiran-fikiran lain. Dan waktu lain ketika keadaan kita bersemangat untuk belajar. Jangan ditunda-tunda dan jangan malas...
Selamat Mencoba…. Semoga Sukses…!

0 komentar:

Posting Komentar