Minggu, 14 Juni 2015

“Kisah Sahabat Humaidi”



            Sahabat Humaidi adalah orang yang setia dan selalu bersama Nabi Muhammad saw. Pada suatu hari Rasul saw mengajaknya untuk berperang “Jihad fii sabiilillaah”. Tanpa berfikir panjang,sahabat pun menyetujui ajakan Rasul saw.
Kemudian Nabi berpesan kepada sahabat, agar ia memberitahukan kepada sang istri tercinta untuk tidak keluar rumah dan tidak diperbolehkan menerima tamu laki-laki.
Pesan itupun disampaikannya kepada sang istri.
Keesokan harinya, sahabat mulai melangkah meninggalkan rumah dan istri tercintanya, memenuhi ajakan baginda Rasul Muhammad saw. Seminggu setelah kepergiannya, tiba-tiba ada yang mendatangi rumah sahabat.
Tamu   : Assalamu’alaikum…
Istri      : (dari dalam rumah) “Wa’alaikumsalam, ma’af tuan, hamba mendapat amanat dari suami hamba untuk tidak menerima tamu laki-laki. Ada perlu apakah tuan datang kemari??”
Tamu   : hamba diutus oleh ibumu untuk menyampaikan sebuah berita duka, bahwa ayahmu sedang mengalami sakit keras.... Kemudian ibumu meminta agar engkau bersama suamimu dapat hadir ditengah-tengah mereka..
istri      : Suami hamba sedang pergi berperang bersama Rasulullah, dan beliau berpesan kepada hamba, untuk tidak pergi keluar rumah dan dilarang menerima tamu laki-laki selama kepergiannya.., tolong sampaikan salam ma'af hamba kepada ibu, ayah dan keluarga disana..
Kemudian lelaki itupun kembali pulang dan menyampaikan pesan sang istri kpada ibunya..
seminggukemudian pria itu kembali mendatangi rumah istri sahabat, dan mengabarkan bahwa ayahnya telah meninggal dunia, dan sang istri diminta untuk dapat hadir ditengah-tengah mereka..
Istri      : (sambil meneteskan air mata, sang istri pun berkata) “Innaa Lillaahi wa Innaa Ilaihi Raaji’uun”…:_(
             suami hamba belum pulang dari medan perang, tolong sampaikan salam ma’afku beserta suamiku, karna kami tidak dapat hadir ditengah-tengah mereka..;_(

Kemudian disampaikanlah salam tersebut kepada sang ibu.. sambil menangis sang ibupun memakluminya..
Lebih dari tiga minggu, sang suamipun belum kunjung datang.. setiap hari sang istri berdiri dipekarangan rumah, guna menunggu kedatangan sang suami tercinta. Dan disiapkanya pula 3 ember air dan 3 buah pecut. Diletakkanya 1 ember air dan pecut di pekarangan dan di depan pintu masuk, dan lainya diletakkan di meja makan.
            Setelah satu bulan lebih, sang istri baru dapat melihat kedatangan suami tercinta. Sesampainya dipekarangan rumah, sang istri langsung merangkul, mencium sang suami, kemudian mencuci sepatu yang dikenakanya dengan air yang telah disediakanya. Setelah tiba didepan pintu, dilepaskanya sepatu yang dikenakan sang suami kemudian sang istri pun mencuci kakinya. Kemudian sang istri pun menyiapkan makanan di meja makan, sebelum makan sang suami bertanya kepada sang istri..
Suami  : Dinda...??
Istri     : Dalemmm kanda...
Suami  : minyak apakah yang dinda pakai, wanginya sedap sekali..???
Istri      : Kandaa.., sedikitpun hamba tidak memakai wangi-wangian..

Kemudian sang istri pun menyuapi suaminya.. selesai makan,sang istri pun berkata:
Istri      : kanda, dahulu seminggu setelah kepergian kanda ada seorang laki-laki datang menghampiri  rumah kita, ia berkata bahwa dia diutus oleh ibu hamba untuk mnyampaikan sebuah berita, bahwa ayah hamba sakit keras, dan seminggu kemudian dia datang kembali lalu mengabarkan bahwa ayah hamba meninggal dunia. Tapi hamba tidak keluar tuk menemuinya, dan hamba hanya menitip salam untuk ibu, hamba tidak dapat hadir di tengah-tengah mereka. Karna hamba selalu ingat akan pesan kanda...
Suami  : terharu seraya mengucap: “Innaa Lillaahi wa innaa Ilaihi Raaji’uun”. Wahai istriku, ayahmu oleh Allah langsung dimasukkan kedalam syurga karna engkau sangat patuh kepada sang suami. Itulah yang menyebabkan ruangan ini wangi laksana minyak kasturi.. kemudian sang suami pun kembali bertanya, “dinda… dari awal ketika dinda menemuiku dipekarangan rumah, kanda melihat ada pecut, begitupun di depan pintu masuk, bahkan sampai di meja makanpun kanda msih mendapatinya, apa maksud dari semua ini dinda..??
Istri      : semua itu sengaja hamba sediakan, apabila dinda memiliki kesalahan, kurang bisa menjaga amanah yang sudah kanda berikan pada hamba,kurang dalam menjamu kanda, dll. Maka pecutlah hamba dengan pecut-pecut tersebut, agar hamba tidak dipecut dineraka kelak..
Sahabat Humaidi pun langsung memeluk dan mencium sang istri dgn penuh kasih saying, karma sangat terharu dan bangga akan akhlaqul kariimah yang dimiliki sang istri… “Subhaanallaah”
Semoga cerita singkat ini bias bermanfa’at dan dapat menjadi ibrah buat kita semua, khususnya para istri-istri shalihah…
Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah Wanita Shalihah”,,…. selain itu wanita shalihah juga idaman setiap kaum adam pastinya…

0 komentar:

Posting Komentar